Rabu, 25 Desember 2024

Nilai-Nilai Luhur Budaya di Daerah Pati yang Sejalan dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 Pertanyaan

  1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Saudara yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara?

Respon:

Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah saya yaitu di Pati, Jawa Tengah yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah sopan santun dalam berperilaku, menghormati orang tua, dan gotong royong. Ki Hadjar Dewantara memiliki pandangan tentang pentingnya budi pekerti, termasuk sopan santun. Pendidikan tidak hanya sebatas intelektual, tetapi juga mencakup pembentukan karakter yang baik. Menghormati orang tua merupakan bagian dari pendidikan karakter. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk pribadi yang memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Menurut Ki Hadjar Dewantara, gotong royong bukan hanya sekadar kegiatan bersama, tetapi merupakan sebuah nilai yang harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Gotong royong adalah cerminan dari kepribadian yang memiliki jiwa sosial tinggi.

Pertanyaan

  1. Bagaimana Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik, sebagai anggota masyarakat?

Respon:

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai anggota masyarakat. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada pendidikan karakter, sangat relevan untuk dipadukan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kearifan budaya daerah asal. Pendidikan tidak hanya sebatas transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi proses pembentukan karakter yang berakar pada nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal. Setiap daerah memiliki nilai-nilai luhur kearifan budaya yang berbeda-beda. Dengan mengaplikasikan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan membuat pendidikan akan menjadi lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik sehingga dapat menjadi penguat karakter peserta didik sebagai anggota dari masyarakat tempat tinggalnya. Hal ini akan menghasilkan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.

Pertanyaan

3.  3. Ambillah salah satu kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, kemudian uraikan bagaimana cara Saudara menggunakannya untuk menebalkan laku peserta didik sesuai dengan konteks lokal dan sosial budaya!

Respon:

Salah satu kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu tentang tujuan pendidikan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Cara saya sebagai pendidik untuk menebalkan laku peserta didik sesuai dengan konteks lokal dan sosial budaya adalah dengan memberikan kemerdekaan peserta didik dalam belajar dan memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan peserta didik yang lain. Peserta didik belajar berinteraksi dengan orang lain, memahami aturan sosial, dan mengembangkan empati. Proses ini membantu peserta didik memahami dirinya sendiri dalam konteks sosial yang lebih luas. Pendidik memberikan tuntunan dan arahan kepada peserta didik agar tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses menebalkan kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar. Contohnya sebagai seorang pendidik dalam pembelajaran menggunakan studi kasus yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengajarkan nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan menghargai perbedaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proses Pembelajaran yang Sesuai dengan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

  Proses Pembelajaran yang Sesuai dengan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia   Proses pembelajaran yang sesuai dengan Panca...